Kamis, 10 Januari 2008

Magic Cafe Artha Gading


Tanggal 4 januari 2008 sore tiba tiba HP saya berdering, ternyata SMS dari Paul Matapuzh, pesulap senior dan Direktur Magic Cafe. Sebuah Cafe dengan nuansa magic/sulap pertama di Indonesia, milik Dr. Victor.

Ada apa nih? ternyata isinya undangan untuk datang ke Magic Cafe Artha Gading, Magic Cafe ke 2 setelah tahun 2005 Magic Cafe pertama dibuka di Cinere Mall Depok.


Undangan untuk para Magician : 'Regeneration' celebrate your magic day, presenting the oldiest magician to the youngest magician please come - don't miss it. Magic Cafe Artha Gading lt. 5-6, Sabtu 5 january 2008 from 17.00 till 22.00. See you there - Paul Matapuzh.

Begitu bunyi SMS nya..

Pada tanggal 5 january keesokan harinya saya yang berdomisili di Bandung langsung berangkat ke Jakarta pada pukul 2 siang pake mobil travel X Tans langganan saya kalo bolak balik Jakarta- Bandung. Selama dalam perjalanan ke jakarta, dapat 2 SMS lagi yang berhubungan sama sulap. Satu dari Stefen - magician Medan - teman saya, dan satu lagi dari magician Palembang, namanya Delwin, saya belum pernah ketemu sama Delwin ini dan ngga tau juga dari mana dia tau no HP saya. Dua duanya ngabarin tentang event sulap yang bakal saya datengin. Rupanya mereka juga dapat SMS dari Paul Matapuzh. Sampai di Kelapa Gading Jakarta sudah pukul 17.00. Tiga jam perjalanan, karena agak sedikit macet di toll Cipularang. Biasanya 2 jam Jakarta-Bandung lewat toll Cipularang.

Setelah sampai di Magic Cafe baru saya tahu, ternyata acaranya surprise Party untuk ulang tahun Adri Manan - Pesulap Senior Indonesia - yang direncanakan oleh istrinya, Rani - penyanyi lagu lagu nostalgia dan Mandarin.

Memang benar, di dalam Magic Cafe, cafe dengan suasana magic yang besar dan berlantai dua, sudah berkumpul banyak magician dari berbagai angkatan. Cafe ini terletak di lantai 5 dan 6 Mal Artha Gading, tapi untuk acara ini cuma dipake lantai dasar aja. Tingkat selanjutnya berupa ruang karaoke dan ruang meeting, ngga dipake, dan saya ngga sempat lihat ke atas.

Pertama masuk cafe langsung saya setor muka dulu sama tuan rumahnya, Paul Matapuzh dan Dr. Victor. Diantara banyak tamu tamu yang ngga saya kenal, banyak juga magician yang diundang dan saya kenal.

Ada Pak Winanto, ketua SIM (Society of Indonesian Magician), Persatuan Pesulap Indonesia yang terbentuk pada tahun 1983. Pak Win ini juga seorang Notaris.


Pak Winanto - berkacamata

-
Mr. Woldiny, masternya sulap Indonesia yang pernah bermukim di Amerika dan belajar sulap di Magic Castle pada tahun 60-an, dan terkenal sebagai Raja Copet di tahun 70-an karena kelihaiannya dalam pick pocketing untuk pertunjukan. Saya sendiri pernah menjadi "korbannya". Dua tahun lalu di Magic Cafe Cinere, Om Woldiny mempertunjukan permainan sleight of hand menggunakan rokok dihadapan saya, permaiannya sangat halus... Setelah selesai tiba tiba si Om mengeluarkan sebuah thumbtip (alat sulap) dari kantongnya dan ngasih ke saya. Loh!! ternyata itu thumbtip milik saya yang ditaruh dikantong celana jeans yang lagi saya pake. Kapan ngambilnya....? Ada rasa senang juga sih... bisa ngerasain sensasi layman (orang awam) ketika heran ngelihat effect sulap.


Mr. Woldiny dan Ketvie Amazi
-

Ada juga Mr. Alex Bram bersama murid muridnya. Kalo Om ini sudah buka toko sulap sejak lama banget, tapi saya kurang tahu sejak kapan, yang jelas saya suka beli alat sulap di toko Om Alex pada akhir tahun 70-an dan awal 80-an - jaman jamannya saya SMP dan SMA - di pertokoan Ratu Plaza Jakarta, tapi sekarang udah ngga ada. Om Alex sekarang buka toko sulap di Plaza Tendean Jakarta dan di rumahnya, Jalan Danau Toba, Bendungan Hilir Jakarta Pusat. Nama Magic Circle - toko Om Alex sudah terkenal bagi magician seluruh Indonesia. Kalo saya lagi di luar kota seperti Makassar, Medan, Semarang, atau di kota kota lainnya di Indonesia dan ketemu pesulap, rata rata mereka bilang beli alat alat sulapnya dari Om Alex ini. So.. Om Alex termasuk sesepuhnya dunia sulap Indonesia.

Mr. Alex Bram dan murid muridnya
-

Yang bikin saya kaget and senang, ternyata disana juga hadir Mr. Robin - The living legend of magic. Kalo Om yang satu ini siapa yang ngga tau? Pada saat saya masih SD tahun tahun awal 70-an, sore-sore habis mandi, nongkrong depan TV duduk manis, nungguin acaranya Om satu ini. Waktu itu saluran TV masih cuma satu, TVRI doank...mulainya juga dari jam 5 sore. Dengan kostum khasnya dan topi bulu tentara Rusia, Om Robin dengan sulap jenakanya jadi acara favorit yang saya tunggu-tunggu. Kapan-kapan saya mau tanya asal muasalnya Om Robin pake topi bulu khas tentara Rusianya.

Mr. Robin dan Dr. Victor
-
Kalo di undangan SMS dari Paul Matapuzh dibilang dari the oldiest till youngest magician hadir, emang benar. Di dalam juga udah ada Mr. Tan - pesulap paling tua di Indonesia - umurnya tahun ini 88 tahun. Saya ngga begitu jelas magicgraphynya Om Tan. Pertama kali ketemu sama Om Tan 2 tahun lalu, juga di Magic cafe tapi yang di Cinere, waktu itu umurnya masih 86 tahun. Pertama kali ketemu Om ini lucu ceritanya. Kalo ngga salah waktu itu awal tahun 2006, saya datang ke Magic Cafe Cinere, ada acara apa saya lupa, barengan temen teman dan salah satunya cewe. Di dalam cafe udah rame dan ngga ada tempat duduk kosong. Lagi saya berdiri bareng teman teman, tau tau ada orang tua nyamperin teman saya yang cewe dan tanpa bilang bilang langsung mencet hidungnya, tiba tiba dari hidung teman saya keluar gumpalan tissu. Dia langsung kaget, dan saya sama teman teman lain langsung ngakak ngga brenti brenti lihat teman cewe saya kebingungan, kok bisa keluar tissu dari hidungnya...? Saya pikir...gokil juga nih, udah tua masih main street magic. Keren abiss.....!!! Jangan jangan si Om udah main street magic sebelum David Blaine...

Mr. Tan - the oldest indonesian magician - 88 years old

Pertemuan kedua dengan Om Tan juga di Magic Cafe Cinere, waktu itu tanggal 1 april 2006.
Magician pada tampil bergiliran, sampe akhirnya giliran Om Tan perform di stage. Dari permainannya kayanya Om Tan bakal mainin mental magic yang agak agak bizarre. Di atas stage si Om bawa patung Buddha kecil , sebatang lilin yang menyala dan beberapa lembar kertas. Dua spectator (penonton) secara acak dipanggil ke atas panggung, dua duanya cowo. Satu orang diminta menuliskan nama seorang terkenal yang udah meninggal pada selembar kertas, satunya lagi diminta menuliskan nama orang yang udah meninggal tapi bukan orang terkenal. Boleh siapa aja, teman, keluarga..pokoknya ngga mungkin orang lain tahu. setelah ditulis kertasnya langsung dilipat, ngga ada orang lain yang lihat, dan diberikan kepada Om Tan.

Ngga mungkin si Om bisa lihat isinya atau tahu siapa aja nama nama yang ditulis, karena kedua kertasnya langsung dibakar dengan lilin yang emang udah ada di meja. Selama menunggu kertas terbakar habis dan ditaruh di asbak, Om Tan mengeluarkan secarik kertas yang katanya merupakan prediksinya dan diberikan kepada salah satu spectator untuk dibacakan. Setelah kertas habis terbakar, Spectator yang pegang prediksi Om Tan diminta membacakannya. Penonton yang udah dari tadi penasaran, ngga sabar untuk tahu isi prediksi Om Tan. Magician lain juga nungguin sambil mikir, kapan Om Tan ngepeek/ngintip tulisan yang ditulis kedua spectator? saya sendiri juga nungguin sambil mikir mikir, apa gue timeleap...? ada routine yang terputus yang ngga saya lihat. Waktu spectator yang pegang kertas prediksi diminta bacain prediksi Om Tan, dia senyum senyum aja. penonton tambah bingung....Akhirnya dibacain juga isi prediksinya. Setelah dibacain semua penonton diam sejenak.. untuk kemudian ketawa ngakak rame rame.... termasuk saya. Gimana ngga ngakak? Isinya :

"Emang Gue Dewa yang bisa tau orang yang udah meninggal?" di bawahnya ada tulisan lagi lebih gede, "Selamat, semua ketipu !! April Mop"

Ha ha ha.... ngga ada yang nyadar kalo hari itu tanggal 1 April dan semua orang boleh bebas ngebohong....
Akhirnya Om Tan turun panggung dengan santai tanpa rasa bersalah, sementara penonton masih pada ngakak berkepanjangan....seratus bebek ketipu....!!!
-

Yang jelas hadir sore itu, tentu saja Bintangnya acara ini, pesulap Adri Manan dan istrinya, Rani - yang punya gawe bikin surprise party buat ulang tahun suami tercinta. Saya lupa nanya ulang tahunnya yang ke berapa, kalo ngga salah sih yang ke 43. Selain magician, ternyata sudah banyak juga wartawan dari berbagai media termasuk televisi. Rupanya acara ini diliput juga oleh infotainment, oh i ya ...Adri kan selebritis. Kalo dengan Adri Manan, sebelum acara ini saya belum pernah kenal secara pribadi, hanya suka lihat penampilannya di televisi. Saya dengar Adri termasuk kolektor alat sulap terbanyak, ada 8000 item alat sulap koleksinya. Dia juga termasuk magician yang bikin terobosan dengan memasarkan alat alat sulap buatannya, di pesawat terbang.

Adri Manan

Rani and The Blitz Band

Rani, istri Adri Manan yang juga seorang penyanyi nostalgia dan lagu lagu Mandarin, performance panggungnya malam itu sangat oke. Penampilannya juga ngga ketahuan kalo udah berputra tiga orang. Rani sempat berduet dengan home band Magic Cafe-The Blitz Band- menyanyikan lagunya James Brown, I Feel Good.
-

Personal personal Magic World - Wahana sulap pertama di Indonesia- juga hadir disana. Ada Rons Sinichi - magician ganteng dengan sisiran rambut klimis ala mafia Mandarin. Rons biasanya bermain mental magic dalam setiap penampilannya.


Rons Sinichi
-

Lung Kee - manusia dengan seribu payung. Bagi saya Lung Kee masih merupakan magician dengan penampilan terbaik untuk permainan Parasol (sulap payung) di Indonesia.

Lung Kee dan Leon
-

Leon
- juga personal Magic World. Saya kurang tahu jenis permainan Leon, karena saya juga belum lama mengenalnya. Pernah beberapa bulan lalu melihat penampilannya di Magic World Artha Gading, dia main card manipulation di stage, dan cukup halus permainannya.
-

Personal Magic World Artha Gading terakhir yang saya lihat adalah Rynku Viceroy. Kalo dia setahu saya jagonya di sulap kartu. Dulu waktu ada magician tanya sama saya, "kenal ngga sama Rynku Viceroy?" Saya jawab, "Engga kenal." Lama lama baru saya tahu kalo Rynku Viceroy itu nama magiciannya orang yang udah lama saya kenal, yaitu Yanto Glodok. Disebut Yanto Glodok karena dia juga buka toko sulap di pertokoan Glodok City. Demian waktu awal awalnya main sulap pernah berguru sama Yanto.

-
Selain para personal Magic World, ada lagi satu magician muda, namanya Michael Wong. Saya baru dua kali ketemu dia. Pertama waktu di Magic Competition WTC tahun 2007. Dia sempat masuk final, tapi ngga menang. menurut saya mainnya bagus, dia juga muridnya Yanto Glodok. Kedua kali ketemu dia, ya di Magic Cafe ini.

Michael Wong
-

Hadir juga magician yang merupakan teman saya share masalah alat sulap ilusi - Ketvie Amazi. ketvie ini terkenal dengan permainan sulap Drophead-nya, kepala yang bisa jatuh dan dipasang kembali. drophead buatannya sudah sering tampil di acara televisi, seperti di Gong Show dan beberapa acara lainnya, saya lupa. Terakhir lihat di trailer acara yang bakal tayang di sebuah stasiun TV, nama acaranya "Jail" Ngerjain orang dengan hidden camera. Demian juga pernah berguru dengan Ketvie di awal tahun 2000 selama satu tahun. Bagi saya Ketvie selain seorang magician juga seorang Inventor alat sulap. orangnya baik banget.

Ketvie Amazi
-

Tadi udah ada magician paling tua di Indonesia, saya cari cari siapa yang dimaksud the youngest magician disini? waktu saya jalan ke arah meja billiard, eh berpapasan dengan Rizky. O...ini dia yang dimaksud the youngest magician. Memang benar, diusianya yang belum genap 15 tahun, Prestasi Rizky di dunia sulap ngga bisa dibilang main main. Tahun 2007 lalu gadis manis kelahiran Tasikmalaya 1993 ini meraih juara 4 atau Most Promising Magician Award pada kompetisi sulap tingkat Asia di Subang Malaysia. Prestise kompetisi ini sangat tinggi karena jury yang terdiri dari 9 orang, semuanya merupakan "Pausnya" dunia sulap.

  • Fred Casta ( IBM International President)
  • David Sandy ( IBM Past International President)
  • Liew Fei Long ( President, Magic Ring Malaysia)
  • John Teo ( President, IBM Singapore Ring 115)
  • Dante Law ( Professional Magician from Taiwan)
  • Albert Tam ( President, Hong Kong Magicians Association)
  • Cris Castro ( President, Inner Magic Club Manila)
  • Pairuch ( President, Siam Magic Club Thailand)
  • Dr. Man ( Famous Magic Producer from Thailand)

Rizky the youngest female magician

Rizky ini pada umur 6 tahun pernah dinobatkan sebagai magician tercilik dan mendapat rekor MURI. Engga heran sih kalo Eneng- nama panggilan Rizky- bisa seperti ini. Ayahnya adalah Mr. Handy, pesulap Indonesia yang sangat senior. Bukan Rizky aja yang menekuni profesi sama dengan ayahnya, kedua kakak laki lakinya juga merupakan magician. Soni dan Adi, malah mereka bertiga membentuk satu kelompok sulap dengan nama Trio Illusionist, dan sudah profesional dengan banyak job. Beberapa minggu lalu keluarga Om handy masuk dalam acara Kick Andy di Metro TV. Sebagai keluarga yang semuanya pesulap. Ibunya Rizky juga dulu seorang pesulap.

Malam itu yang terlihat cuma Rizky dengan ibunya. Waktu saya tanya ke ibunya, katanya Om handy dan Soni lagi ada show malam itu, mungkin nyusul nanti. Karena ketemu Rizky malam itu, sekalian saya bayar utang sama dia. Utang ngasih T-shirt Majalah Sulap Indonesia....

Magician cewe di Indonesia masih sangat jarang, yang saya tahu selain Rizky, ada Novie, Cecil dan Vellin, semua dari Bandung. Kalo jaman dulu ada pasangan sulap duet -Jack Dan Linda.
-

Di meja pojok dekat tempat Billiard ternyata udah pada ngumpul pesulap pesulap muda. Ada Adrean hendranata yang sudah saya kenal sebelumnya, dan beberapa pesulap muda yang baru saya kenal di sana.

Ada cerita menarik tentang Andrean ini. pada tahun 2004 saya membaca suatu artikel di majalah Gatra, yang membahas tentang anak anak Indigo.

Ini cuplikan artikelnya :
SUATU hari di paruh Desember 1997. Di dalam tidurnya yang tenang, Andrean Ganie Hendranata tiba-tiba terbangun. Ada semacam ketakutan yang baru dilihatnya. Keringat dingin merembes dari pori-pori kulitnya yang kuning. Wajahnya yang kalem seketika berubah sedih. Kedua pipi bocah berusia enam tahun itu basah oleh air mata. Ia tak kuasa membendung kesedihannya.

Di dalam mimpinya itu, Andrean melihat sebuah kota ingar-bingar. Banyak rumah dan mobil terbakar, tangan-tangan mengepal, perempuan menjerit-jerit, dan kaum pria dipukuli tanpa sebab jelas. Ia tak tahu kapan dan di mana peristiwa dalam mimpinya itu terjadi. Yang pasti, "Mimpi serupa terjadi selama dua minggu berturut-turut," Lianny Hendranata, ibu Andrean, menuturkan.

Mimpi mengerikan yang bertubi-tubi selama dua pekan itu membuat fisik Andrean makin loyo. Dan, bocah kurus itu akhirnya jatuh sakit. Tapi Lianny menyadari sepenuhnya bahwa anaknya tidak sakit sembarangan. Itu sebabnya, dia tidak membawa anaknya ke dokter. Si ibu justru mengundang pendeta untuk mengobati jiwa anaknya.

Sang pendeta pun datang. Ia membaca doa-doa di tepi pembaringan Andrean. Terasa simpel, tapi berhasil. Sebab, hari-hari berikutnya Andrean tak pernah lagi bermimpi buruk tentang sebuah kota yang tercabik-cabik anarkis. Kesehatannya kembali pulih.

Enam bulan sejak mimpi itu berlalu, Jakarta dilanda kerusuhan hebat. Penjarahan, pembakaran, penganiayaan terjadi pada Mei 1998. Tragedi itu ditayangkan oleh semua stasiun TV. Saat itulah ingatan Andrean kembali "dibangunkan". Sembari menunjuk ke arah pesawat televisi, ia bilang: "Ma, itu yang aku lihat di mimpiku dulu!"

Sejak lahir, Andrean sudah menunjukkan kemampuan indra keenamnya. Malah, sejak bayi dia terbiasa melihat makhluk yang tak terlihat oleh indra biasa. Setelah besar, kemampuan Andrean makin sempurna. Kadang-kadang ia melihat sebuah benda bisa bergerak sendiri.

Dengan daya kelebihannya itu, oleh orangtuanya, Andrean difoto aura. Dan, hasilnya berbeda dengan anak umumnya. Aura Andrean berwarna nila. Saat ia dites, IQ-nya di atas 120. Itulah beberapa pertanda bahwa si empunya nama masuk dalam kategori anak indigo.

Adapun istilah indigo berasal dari bahasa Spanyol yang berarti nila. Warna ini merupakan kombinasi warna biru dengan ungu. Warna-warna tersebut diidentifikasi lewat cakra di tubuh. "Letak indigo ada di kening, persisnya antara cakra leher yang berwarna biru dengan cakra puncak kepala yang berwarna ungu," kata Dr. Tb. Erwin Kusuma, SpKJ, psikiater anak dengan pendalaman di bidang kesehatan mental spiritual, kepada GATRA.

Prinsipnya, cakra memiliki spektrum warna mulai merah sampai ungu; seperti spektrum warna pelangi. Cakra leher (ada yang menyebut cakra tenggorokan) yang berwarna biru adalah wilayah yang tertandai berdasarkan penggunaan penalaran dengan optimalisasi fungsi otak. "Indigo berada di atasnya, bersifat spiritual," ujar Erwin yang juga indigo.

Dengan asumsi tersebut, menurut Erwin, anak indigo bisa ditandai cerdas dan kreatif, karena dia sudah melalui cakra leher yang berwarna biru. Dalam kondisi sudah melewati biru, maka dia masuk dalam kategori indigo, baik secara mental maupun spiritual. Bila difoto aura, seakan-akan tampak memakai serban dengan warna biru. "Hanya saja, saat ia lahir, jasmaninya kecil, tidak sematang mental dan spiritualnya," Erwin menambahkan.

Ciri-ciri lain yang mudah dikenali adalah punya kemampuan spiritual tinggi. Anak indigo kebanyakan bisa melihat sesuatu yang belum terjadi atau masa lalu. Bisa pula melihat makhluk atau materi-materi halus yang tidak tertangkap oleh indra penglihatan biasa. "Kemampuan spiritual semacam itu masuk dalam wilayah ESP (extra-sensory perception) alias indra keenam," papar Erwin.

Kemampuan ESP, menurut Erwin, bisa menjelajah ruang dan waktu. Ketika tubuh anak indigo berada di suatu tempat, pada saat bersamaan ia tahu apa yang terjadi di lokasi lain. Itulah yang disebut kemampuan menjelajah ruang. "Ketika dia berbicara sekarang, tentang suatu peristiwa yang akan terjadi di masa mendatang, ini yang disebut menjelajah waktu," katanya.

---

Eko dan Andrean Hendranata


Pada awal tahun 2005 saya sedang jalan jalan ke Ciwok- komplek pertokoan di daerah Cihampelas Bandung- dan mampir ke Osmosis, counter sulapnya Jodyan, pesulap asal Bandung. Disana saya ketemu anak umur 14 tahun bersama orang tuanya. Dia sempat perform sedikit permainan sulap kartu, mmm.... mainnya hebat juga, padahal masih kecil.

akhirnya saya kenalan sama dia, dan dia sebut namanya Andrean, malahan kasih kartu nama. Wah hebat pikir saya, di kartu namanya tertera : Andrean Hendranata - Magician.
Saya ngga berpikir apa apa waktu itu, hanya sebatas kagum aja sama kemampuan sulap kartu anak ini.

Beberapa bulan kemudian masih di tahun 2005, Di Jakarta saya sedang browsing-browsing di internet cari cari situs sulap Indonesia. engga sengaja nemu satu situs sulap www.andreanhendranata.com. waktu saya buka, agak sedikit kaget juga. Inikan Andrean yang saya ketemu di Bandung beberapa bulan lalu... Umurnya masih 14 tahun udah bisa bikin website sulap sendiri. Bukan itu aja, di webnya ada video dia lagi peragain trick levitation ciptaannya, Lumayan tinggi melayangnya.

Baru pada saat itu saya ingat sama artikel yang saya baca di majalah Gatra tahun 2004. Penasaran saya pengen tanya ke dia, apa dia Andrean anak indigo yang dibahas di majalah itu?
pertanyaan itu terus terpendam, sampai akhirnya baru pada tahun 2007 kemarin lewat chatting saya tanya ke dia. Eh dia jawab, "Benar, itu saya." Pantes aja, anak indigo emang cenderung punya IQ tinggi dan kreatif.

Andrean banyak ciptain trick trick sulap yang killer (hebat). Cuma sayang, waktu dia tunjukin trick levitationnya, ngga lama kemudian keluar produk Icarus Effect by Aaron Paterson dari Amerika. Effectnya sama sama levitation dan anglenya dari depan, kebalikan Criss Angel levitation yang anglenya dari belakang. Ya udah, banyak pesulap Indonesia bilang, Andrean nyontek Icarus Effect...!! dan dia malah sempat dicacimaki oleh beberapa pesulap indonesia. Padahal kalo mereka jeli, waktu Andrean tunjukin levitationnya pertama kali, dibanding launchingnya Icarus effect di tahun 2005, jelas lebih dulu Andrean. Tapi ya gimana? dia masih anak kecil waktu itu. Ya terima nasib.....

Sekarang Andrean udah agak gedean, umurnya hampir 17 tahun. waktu saya samperin ke tempat duduknya dia senyum senyum aja dan agak lupa sama saya. Emang setelah ketemu di Ciwok tahun 2005 komunikasi saya dengan Andrean hanya sebatas telepon dan chatting aja, ngga ketemu langsung.
-

Waktu sudah menunjukan pukul 18.00, acara hampir dimulai...tiba tiba HP saya berdering. Ternyata dari teman saya, magicican di Makassar, sayapun keluar dari cafe untuk menerima telepon, karena saya tidak bisa mendengar suaranya jika di dalam cafe dengan suara musik yang keras. Tidak terasa setengah jam sudah, kami berbicara. Waktu saya masuk kembali ternyata acara sudah dimulai. Wah, ketinggalan moment....

Kue ulang tahun Adri Manan sudah dipotong, dan saya jadinya ngga tahu detik detik proses ceremony ultahnya. Yo wiss...Akhirnya tiba juga acara yang paling saya tunggu. Performnya para pesulap dari the oldest sampai the youngest ini.



Time to perform.....

Untuk kehormatan, tentunya yang paling tua dulu donk yang tampil..ya Om Tan, Pesulap 88 tahun yang masih sehat dan energik ini yang pertama perform. Om Tan naik ke atas panggung dengan membawa tongkat. ketika sampai di tengah panggung, tiba tiba ...slepp!! hah!?..tongkatnya Om Tan berubah jadi bangku kecil, penonton tertawa semua. Saya ngga tahu, itu emang modelnya begitu atau gimmick? belum apa apa si Om udah bikin saya ketawa...

Setelah Om Tan duduk di bangku ajaibnya, si Om bilang, "Mana nih tadi yang yareh..?"
Wah, bahasanya orang jaman Belanda nih. Saya jadi ingat waktu tahun 70-an kalo saya ulang tahun, nenek saya almarhumah bilang, "Duh...yang yareh..." Sekarang di Magic Cafe, tahun 2008 saya dengar lagi kata kata itu. Jadi nostalgia...ingat nenek saya, yang kalo masih hidup sekarang umurnya 97 tahun.

Akhirnya Adri Manan maju ke bibir panggung dan disalami oleh Om Tan sambil bilang, "Waduh.. ini mah seumur cucu saya nih." Waktu Paul Matapuzh tanya, "Om Tan umurnya berapa?" sambil cuek si Om bilang, "Ya...beberapa hari lagi, baru 88..." Penontonpun pada tepuk tangan... Seperti biasa.. kalo ngga bikin kejutan bukan Om Tan. Belum reda penonton bertepuk tangan, tiba tiba Om Tan minta Adri untuk mengambilkan lilin yang menyala dari mejanya.

Mr. Tan on stage

Waktu Adri Manan mau menyerahkan lilinnya dan belum sampai ke tangan Om Tan.
Slep!!..tau-tau di tangan si Om ada sesuatu yang menyala, seakan akan Om Tan mengambil nyala apinya sambil kegirangan. Nyala apinya trus dimakan sama si Om, keluar dari kuping kiri, dimakan lagi, keluar lagi dari belakang, dimakan lagi keluar dari perut...Sambil memasukkannya ke kuping kiri Om Tan bilang, "Kalo dengerin orang jangan masuk kuping kiri keluar kuping kanan..." Eh... keluar dari kuping kanan, tau tau nyala apinya ada dua, di tangan kiri dan kanan. Dimasukkan bersamaan ke kuping kiri dan kanan sambil bilang lagi, "Harus masuk kuping dua duanya kalo dengerin orang, dan dimasukin ke hati"....sambil memainkan nyala apinya seakan-akan dapat berpindah pindah. Penontonpun bertepuk sambil tertawa....


Mr. Tan on the stage (clip)


Amazing
....!! Walau Om Tan kelihatannya hanya memainkan sulap sederhana dan hanya berlangsung ngga sampe satu menit. Buat saya luar biasa. Why?
Bayangin aja...dalam hitungan detik (kira kira 35 detik si Om perform sulapnya) - Om Tan memenuhi semua persyaratan yang "harus" dilakukan oleh seorang performer sulap.

(It's just my subjetive opinion)
Seorang Magician yang baik, dalam setiap penampilan sulap interaksinya, jika melakukan sesuatu, harus ada reason dan meaning. Om Tan ngga sekonyong konyong main D'lite (gimmick sulap yang dapat menyala) yang ngga tau dari mana datangnya. Lilin di atas meja jadi alasan/reason untuk memunculkan D'lite. Setelah D'lite keluar om Tan juga ngga cuma mainin sang D'lite berpindah pindah tempat tanpa maksud. Dengan jalan cerita (Patter) memberikan petuah bahwa orang harus mendengar dengan kedua telinga dan harus masuk ke hati, menjadikan hilang dan munculnya D'lite mempunyai arti /meaning, dan effect sulapnya dapat dirasakan penonton. Kalo ditanya, apa presentasi Om Tan menghibur? buat saya jelas, sangat menghibur, dan patter-nya mengandung unsur edukasi walau dikemas secara jenaka, khas Om Tan. Bagi saya Om Tan seorang Entertaner sulap sejati, hanya dalam hitungan detik...boom!!... semuanya "dapet". And don't forget..semua itu dilakukannya pada umurnya yang 88 tahun.
Sallute!! Om Tan....


Lung Kee

Penampilan selanjutnya setelah the oldest magician adalah Lung kee. Kalo yang satu ini selain sebagai magician, juga pemilik restoran bakmi dengan nama yang sama, Bakmi Lung kee. di daerah Hayam Wuruk Jakarta.


Bukan promosi nih, rasa bakminya emang enak, top markotop… pokoknya. Malah saya pernah lihat ada satu milis di internet yang ngebahas tentang bakminya The Parasol Man ini.


Pertama kali lihat permaian parasolnya, waktu di magic competition di Pantai Indah Kapuk Jakarta tahun 2006, trus di Magic Café Cinere tahun 2006 juga. Tahun 2007 waktu saya datang ke Magic World Artha Gading, Lung Kee juga pas lagi mainin sulap parasolnya. Pernah saya baca di majalah sulap Indonesia, dia dijuluki : The Man with seventeen umbrellas, karena waktu itu dia ngeluarin 17 payung pada penampilan sulap parasolnya.


Parasol atau atau sulap payung, emang kayaknya udah jadi signature tricknya the magician dengan rambut panjang buntut kuda ini. Di tengah acara, waktu ngobrol sama dia, sekarang udah 20 payung yang bisa dikeluarin, katanya. Lung Kee orangnya tuh ramah, setiap kali saya lihat dia, pasti lagi senyum…


Sulap payung/parasol sebenarnya bisa dikategorikan sebagai jenis sulap yang sudah lama atau klasik. Belakangan sulap ini jadi naik pamornya berkat seorang magician asal Hongkong : Joker Lam - The Award Winning Magician. Dia juga ngeluarin DVD lecture – Parasol Anywhere dengan standard 7 payung – yang sangat terkenal dan dijadikan tehnik dan basic routine standard oleh banyak magician di dunia untuk bermain sulap Parasol Production sekarang ini.


Joker Lam - Parasol Anywhere


Akhirnya Lung Kee naik ke atas panggung untuk perform.Ketika dia membungkuk untuk memberi salam pembuka kepada penonton, tiba tiba giginya menyala. Wah gimmick bagus nih…


Dengan jaket kulit hitam dan celana panjang Army Look, Lung Kee memulai pertunjukannya. Dikeluarkannya sehelai saputangan sutra warna merah, diperlihatkan bolak balik, nothing special.. slepp!! tau tau udah ada payung warna merah di tangannya, dalam waktu singkat ketika penonton masih terpukau…slep!! Payung kuning muncul…slepp lagi!! Payung warna warni keluar, ga tau dari mana.


Tiga payung muncul dalam waktu singkat.. saputangan warna biru sekarang dikeluarkan dari kantongnya, dikibas kibas,.jadi dua helai saputangan, satunya warna kuning. Dengan gerakan dance yang indah, Dua payung dikeluarkan dalam waktu hampir bersamaan, biru dan kuning.


Lima payung sudah dimunculkan. Lung Kee mengambil lagi sehelai saputangan biru, dikibas, muncul saputangan kuning, saputangan kuning dikibas.. keluar saputangan merah…hingga lima saputangan berbagai warna dimunculkan secara ajaib.


Lung Kee - Parasol




Lung Kee - Parasol and Floating Table (clip)


Penonton sudah menunggu keluarnya payung berikut, namun terkecoh, karena ternyata bukan payung yang muncul. Jaring laba-laba warna putih seperti milik Spiderman, yang keluar dari tangannya dan diarahkan ke penonton..ketika mereka masih pada terpukau, di saat itulah dua payung warna warni muncul secara medadak. Hmm…misdirection yang sempurna.


Kali ini ternyata The Parasol Man tidak mengeluarkan semua persediaan payungnya, hanya tujuh. Sama dengan standard dari Joker Lam, namun dengan routine yang berbeda.


Routine parasol kemudian disambung dengan permainan floating table – (meja melayang). Dengan diiringi lagu I Can Fly, memancing imajinasi penonton ke dunia khayal. Bukankah kita semua di alam bawah sadar memiliki keinginan terpendam untuk dapat terbang?


untuk beberapa saat, si meja dibawa keliling panggung sambil melayang. Gerakan halus Lung Kee benar benar dapat membuat ilusi seakan akan si meja hidup dan melayang dengan kehendaknya.


Lung Kee - Floating Table


Diakhir pertunjukan, taplak yang menutupi mejapun diangkat untuk membuktikan tidak ada gimmick apapun yang tersembunyi di baliknya.


Secara keseluruhan penampilan Lung Kee malam itu, menurut kacamata saya (walau saya tidak memakai kacamata), cukup bagus.


Walau malam itu hanya tujuh payung yang dikeluarkannya (tidak seperti biasanya sampai belasan payung). Namun saya lebih suka penampilannya malam itu. Bagi saya pribadi, keindahan sulap parasol bukan terletak pada berapa banyak payung yang dapat dikeluarkan, tapi seberapa rapih/bersih cara si magician memainkannya.


Diantara pesulap pesulap Indonesia yang saya kenal, yang memainkan parasol, Lung kee saya anggap yang terbaik. Permainannya cukup clean dan indah, walau sebenarnya malam itu ada miss sedikit. Payung ketiga yang dikeluarkannya tidak tertangkap lagi setelah dilemparkan ke atas, tapi ngga jadi masalah. Penonton ngga ada yang menyadari, dan ngga ngurangin keindahan penampilannya.


Jika melihat Lung kee, secara sepintas, kadang kadang saya jadi teringat Joker Lam - Pembuat DVD lecture Parasol Anywhere. Dengan penampilan rambut panjangnya dan diikat buntut kuda, keduanya sangat mirip.


Permainan floating tablenya malam itu juga bersih dan indah, pemilihan backsoundnya pas,lagu I Can Fly. Jadi menyatu dan menguatkan ilusi terbangnya si meja.


Saya pernah lihat permainan salah satu magician Hongkong, Wah ancur banget. Mejanya dibikin bergerak membal-membal, jadinya ngga dapet effect melayangnya.


Floating table sendiri secara prinsip merupakan ciptaan Tomy Wonder – Pesulap asal Eropa yang udah meninggal tahun 2006 lalu. Namun hak produksi dan pemasarannya diberikan kepada Dirk Losander - Master of the art of levitation, dan dikembangkan olehnya. Baru baru ini Losander ngeluarin produk floating table terbarunya.


Tommy Wonder


Dirk Losander


Namanya Excalibur, terbuat dari metal. So…lebih nguatin lagi effectnya. Meja metal "yang berat" dapat melayang layang sendiri. Nama Exalibur diambil dari nama pedangnya raja Arthur, legenda Raja Inggris.


Excalibur Floating Table


Menurut legendanya, siapa yang bisa cabut pedang Excalibur yang tertancap di tanah, dialah yang bakal jadi Raja Inggris waktu itu. Semua orang ngga ada yang bisa cabut, bergerakpun ngga. Bla bla bla…sampai akhirnya Arthur, seorang anak tanggung dan warga biasa dapat mencabutnya. Akhirnya Arthur jadi Raja Inggris dengan penasehat spritualnya, Merlin si dukun sakti yang juga legendaris.


King Arthur mencabut Pedang Excalibur


Mungkin Losander ngasih nama produk meja metalnya dengan nama Excalibur, mau ngambil filosofinya, bahwa meja metalnya “yang berat” cuma bisa melayang jika di tangan orang yang ditakdirkan, seperti Excalibur pedangnya Raja Arthur. Ha ha….itu cuma analisa subyetif saya aja.


Floating table buat saya merupakan alat sulap yang sangat bagus. Permainannya dapat di lakukan secara surrounded ( angle penonton 360 derajat), bahkan kalau mau, magician dapat mengajak penonton untuk sama sama memegang ujung taplak meja sambil menerbangkannya, seperti yang dilakukan The Virtual Magician - Marco tempest, di salah satu episodenya di televisi.


Pesulap Indonesia lain yang main floating tablenya bagus, menurut saya adalah Sucahyo, atau Om Cahyo, dari Surabaya. Dia bisa membawakannya secara ellegant dengan latar musik yang menyatu.


Mr. Cahyo-floating Table

Setelah penampilan dua magician tadi, Om Tan dan Lung Kee, acara perform dipotong dulu. Sekarang time to…eeeeeat (makannnnnn......).


Akhirnya tiba waktu makan…..

Karena memang acaranya bersifat undangan, so…walaupun di café, ya makannya free donk…

Tamu tamupun mulai menyantap hidangan dengan sistem buffet.


Sayapun mengantongi kembali camera video pocket murahan saya. Ya…murahan, makanya semua hasil jepretan dan kualitas videonya di bawah standard. Kalo obyeknya bergerak..wuisss.., jadi efek blurrr, karena kurang cahaya. Kalo sekali sekali sih keren, jadi artistik gitu…tapi ini terus terusan. Ya mau gimana lagi? Nikmatin aja efek blurnya dan anggap sebagai seni, ha ha ha …maksa!


Engga langsung ikutan makan, saya nyamperin kumpulan magician muda yang lagi pada ngerubung di salah satu meja billiard. Emang deh.. ngga kapan, ngga dimana, kalo pesulap lagi ngumpul, gatel rasanya kalo ngga perform.


Di meja billiard udah ada Rons Sinichi, Lung Kee, Leon, Rynku Viceroy (Yanto Glodok), Eko (Magic Station), D’niz (pesulap muda dari Medan), Karel (baru kenal di sini) dan Andren Hendranata si anak indigo.


Lah, emang kalo yang ngumpul semua pesulap, mau main apa? Kan semua tau sulap!

Nah ini, dikalangan magician tuh ada trick-trick andalan mereka yang dimainin hanya kepada magician, dan diharapkan magician lain “kena” sama sulapnya.


Biasanya sumber tricknya justru dari buku-buku sulap lama dari luar negri, bukan dari vcd atau dvd sulap jaman sekarang yang banyak beredar. Saya sendiri pernah mainin sulap kartu yang saya dapat justru dari buku sulap lama, karangan Marijoen, Pesulap yang juga seorang ventriloquist (Keahlian berbicara dengan suara perut). Buku sulap Indonesia tahun 70-an kalo ngga salah.


Waktu itu tahun 2004, lagi ngumpul sama pesulap pesulap muda di Jakarta. Masing masing pada perform close up magic, sampai akhirnya saya juga diminta perform.


Wah… main apa nih? Saya jarang perform masalahnya… Saya ingat satu prinsip trick dari buku lama Marijoen itu. Hmm…saya coba aja deh. Saya minta sehelai kain atau saputangan untuk nutup mata saya, dan saya membelakangi mereka. Jadi ngga mungkin bisa lihat apa yang terjadi di belakang saya.


Saya minta mereka siapin satu deck kartu yang belum pernah saya pegang atau saya lihat, eh saking penasarannya, salah satu dari mereka malah pergi dulu keluar – ke warung, untuk beli kartu baru. Jadinya saya nungguin agak lama juga sambil ngga bisa lihat apa apa karena mata ditutup kain hitam.


Kira kira 5 menit datang juga tuh teman saya bawa satu deck kartu baru – Garda Kencana, (saya tahunya belakangan kalo itu Garda Kencana setelah permainan selesai). Saya minta mereka kocok kartunya semateng mungkin, sampai ngacak benar.


Setelah mereka rasa mateng kocokannya, satu orang saya minta ambil satu kartu, terserah dari urutan mana aja dari deck itu dan diingat kartunya. Kartu pilihan dikasih lihat kepada yang lain, dimasukkan kembali ke deck. Satu orang lagi saya minta ambil kartu dari mana aja dari deck itu, diingat, kasih lihat kepada yang lain dan dimasukkan kembali ke deck.


Jadi ada 2 orang yang ambil kartu secara acak dan semua terjadi di belakang saya dengan mata tertutup. Setelah ke 2 kartu pilihan kembali ke decknya, saya minta seseorang menurunkan seluruh kartunya satu persatu secara terbuka sambil disebutkan angka dan jenis kartunya (hati,kriting,wajik atau sekop).


54 kartu (berikut 2 joker) sudah turun semua. Bla bla bla…akhirnya saya bisa menebak dengan tepat kedua kartu pilhan mereka, dengan mata tertutup dan hadap belakang.


Dari 10 orang magician yang ada disitu, ternyata ngga ada satupun yang tahu rahasia trick itu. Padahal itu termasuk dalam jenis sulap self working trick ( sulap yang bekerja dengan sendirinya), dan dengan prinsip yang sangat sangat sederhana dan logis.


Jadi kadang kadang pesulap (termasuk saya), suka ngejar trick trick baru, dan ngga tau sama prinsip prinsip sulap lama.


Wah jadi ngelantur nih…..balik lagi, saya hampiri meja billiard, rupanya Rons Sinichi lagi perform. Rons bilang sama Andrean bahwa dia mau forcing (memaksakan) kartu 2 keriting kepada Andrean. Rons mulai menurunkan kartu satu persatu dari atas secara tertutup, dan Andrean boleh bilang stop kapan saja dia mau. Ketika Andrean bilang stop! Dan kartu dibuka ternyata memang 2 keriting. Great….!!


Saya ngga tau apakah pesulap lain yang ada disana pada tahu tricknya Rons atau ngga. Kalo saya pribadi disuguhi permainan sulap oleh siapa saja, selama si magician perform, saya ngga pernah berusaha mencari tahu bagaimana trick itu bekerja. Nikmatin aja..dan ikutin…bukankah kita lagi dihibur? Bukankah sulap itu suatu seni hiburan dengan menyuguhkan efek yang ajaib dan seakan akan ngga masuk logika bagi yang menontonnya?


Penonton David Copperfield di Amerika sana, sebenarnya banyak yang bukannya ngga tau rahasia trick yang dimainin Illusionist besar itu. Mereka datang ke pertunjukan Copperfield mau menikmati hiburan yang disuguhkan olehnya. Menikmati bagaimana jalan cerita yang dirangkai oleh si pesulap, menikmati gaya teaterikalnya, keindahan performnya, tata lampunya dsb dsb…..bukannya jadi detektif (istilah dari Arry alkatiri-pesulap Bandung).


Makanya copperfield pernah dinobatkan sebagai The Best Entertainer pada tahun 1985, bukan The Best Magician. Kalo dari tricknya, banyak pesulap lain yang tahu dan bisa ngelakuin. Tapi dari segi cara presentasi, cara menghiburnya, dll…. Copperfield emang Top Markotop….!!


David Copperfield-Terbang


Banyak orang yang kalo ngomongin David Copperfield, pasti pake jin, kata mereka. Malah dibilang David Copperfield bersekutu dengan Jin Ifrit. Waktu Copperfield terbang, dia diangkat sama ribuan jin. Trus buktinya waktu badannya dibelah dua, dia ngga mati. udah pasti pake jin....begitu asumsi yang beredar di sebagian masyarakat Indonesia. (sebagian kecil loh - ngga semua).


David Copperfield-dibelah dua


Kalo bertemu pendapat pendapat kaya gini, seringnya saya sih jawab dengan becanda. " Iya..Copperfield pake jin..alias celana jeans..." Sumbernya bahwa Copperfield bersekutu dengan jin, dari buku yang judulnya Dialog dengan Jin Muslim, karangan Muhammad Isa Daud. Saya sendiri ngga punya otoritas untuk membantahnya... (walaupun seluruh insan sulap tahu, semua yang dilakukan David adalah trick), dan hanya akan bikin polemik berkepanjangan. Ya biarin aja...jadi keren kan sulap...ha ha ha...


Kalo saya lihat pertunjukan sulap, secara pribadi lebih suka ngga tau duluan rahasia tricknya, karena saya jadi bisa benar benar ngerasain efek ajaibnya, dan itu jadi hiburan buat jiwa saya. Ngelihat keajaiban langsung di depan mata.


Balik lagi… sekarang Rynku yang perform di meja billiard. Baru aja mau lihat permainan close up Rynku, terdengar suara Paul Matapuzh dari atas stage meminta Om Woldiny untuk tampil berikutnya. Saya langsung beranjak ke dekat panggung untuk melihat dari dekat penampilan stage si Om yang pernah steal thumbtip dari kantong saya ini.


Mau main apa ya Om yang udah punya pengalaman segudang tampil di Amerika dan Eropa pada tahun 70-an ini? Ternyata …o ternyata….si Om bilang, bahwa dia ngga siap tampil malam ini. Wah, kuciwa berat nih…


Akhirnya Mr. Robin yang naik naik ke atas panggung.

Sueerr… seumur umur walau udah sering lihat penampilan Om Robin di televisi pada tahun 70-an, tapi saya belum pernah nonton shownya secara live.


Setelah di panggung, Paul minta penonton bertepuk tangan untuk Suhu yang satu ini. Suhu? Ya iyalah…Om Robin itu kan Living Legendnya Magic Indonesia. Sepanjang hidupnya, pengabdiannya di dunia sulap ngga ada yang bisa nyangkal. Banyak sih yang ngga tau, pesulap pesulap yang terkenal sekarang ini kebanyakan adalah murid muridnya Om Robin. Jadi kalau Paul Matapuzh bilang Om Robin itu Suhu, saya setuju begeteh….!!


Di atas panggung Om Robin bilang, bahwa dia bawa dua alat sulap ilusi besar produksinya. Wah alat ilusi apa nih? “Yang satu alat sulap Zombie yang dapat bekerja sendiri, dan satunya lagi, alat sulap yang akan membawa penonton ke dunia khayal,” katanya.


Alat sulap yang akan membawa penonton menikmati dunia khayal adalah Ki Petir… dan alat sulap satunya lagi adalah saudara Wahyu Abdullah Syaefullah…. Bin Abdullah Juned…..,” katanya.


Ha ha…ternyata yang dimaksud dua alat sulap itu berupa manusia. Kalo Wahyu, saya tau. Nama aslinya Wahyu Diabolo, murid Om Robin. Si Om becanda aja… ngasih nama pake bin..bin segala.


Kalo yang disebut Ki Petir, saya ngga pernah tau. Ki Petir diminta naik ke panggung. Orangnya kurus, tinggi dengan rambut panjang diikat ke belakang. Menurut saya sih penampilannya ngga kaya pesulap, lebih ke penampilan paranormal (emang ada, hukumnya pesulap harus tampil gimana? He he…)


Ki Petir nih, tampil duluan…dia ngeluarin dua buah jarum stainless besar. Wah mau diapain nih? Om Robin minta Ki Petir turun panggung dan memberikan jarum jarum besar itu kepada penonton untuk diperiksa. “Asli apa ngga?” katanya.


Rupanya justru yang ulang tahun yang periksa, Adri Manan, undangan lain juga ikut periksa. “Asli,” kata mereka.


Adri manan memeriksa jarum Ki Petir

Setelah diberikan lagi kepada Ki Petir, dengan santai, orang yang bagi saya penampilannya sepintas mirip Ki Joko Bodo ini, menempelkan jarum pertama ke pipi kanannya. Wih!! Mau ngapain? Jangan jangan mau main bizarre magic…


Bener aja! Tu jarum besar ditusuk ke pipinya, tembus ke rongga mulut dan keluar dari pipi kiri. Saya lihat dari dekat, ini sih bukan gimmick, kelihatan jarumnya lewat mulut, tembus pipi. Dikasih lihat ke Adri Manan. Adri sampe nunjuk-nunjuk ke mulut Ki Petir dari dekat, mungkin mau bilang ke yang lain, kalau itu tuh beneran.


Sementara Ki Petir ngasih lihat ke yang lain, Om Robin dari atas panggung bilang, “Kalau ada acara di televisi yang judulnya B*k*n S*l*P B*k*n S*h**r tuh mestinya shownya kaya gini, bukan kartu As berubah jadi King...” (Loh apa maksudnya nih Om? – tapi wislah…saya ngga mau pikir panjang).


Jarum kedua sekarang ditempelin ke lidah Ki Petir dari bawah…sleb! Tembus ke atas. Wah! Keren!…kaya orang pake piercing.





Ki Petir - Bizarre Magic (Clip)

Setelah kedua jarum tembus pipi dan lidahnya, saya sempat close up pake camera video specialist blurr saya tadi. Kelihatannya sih bener tembus, bukan gimmick.


Om Robin sambil tertawa meminta Ki petir nyamperin Om Woldiny sambil bilang, “Tolong tunjukkan ke Mr, Woldiny ini, dia orang yang paling ngga percaya kepada mistik…., orang yang ngga percaya dengan keghaiban…”


Ki Petir menghampiri Mr. Woldiny dan Pak Winanto


Ki Petir nyamperin ke tempat Om Wol duduk bareng dengan Pak Win dan Ketvie. Penonton lain juga ikut lihat dari dekat. Om Wol malah senyum senyum aja sambil ngangguk ngangguk.


Penonton menyaksikan dari dekat, jarum yang menembus
pipi dan lidah Ki Petir


Ki petir kembali ke depan panggung, satu persatu jarum dilepas…Adri Manan memberikan tissu, mungkin takut mulut Ki Petir berdarah. Setelah jarum dicabut, ngga kelihatan bekas luka sama sekali. Kulit pipinya rapat seakan ngga pernah ditembus apapun.


Kalo yang ini, saya ngga mau komentar, yang dilakuin Ki Petir sulap atau bukan. Namun bukan pertama kalinya saya lihat yang seperti ini. Beberapa tahun lalu di Thailand, saya pernah lihat suatu upacara keagamaan. Acaranya lebih mirip karnaval, karena mereka yang merayakan pada turun ke jalan. Diantara rombongan orang orang dengan berbagai kostum tradisional mereka, ada sekelompok orang yang membuat saya kaget.


Mereka ikut berpawai dengan atribut yang aneh dan agak agak bizarre menurut saya. Gimana ngga saya anggap bizarre? Seluruh tubuhnya penuh dengan tusukan benda tajam. Ada jari jari sepeda dan benda benda tajam lainnya. Dari mulai badan sampai muka semua penuh tusukan. Yang anehnya, kayanya mereka ngga terluka dan ngga ngerasa sakit.


Ada beberapa yang bikin saya lebih merinding lagi. Bukan cuma jari sepeda atau jarum besar yang ditusukin.

Dari pipi kanan tembus ke pipi kiri seperti Ki Petir, tapi yang dipake bukan jarum. Batang sepeda!!! Iya batang sepeda berbentuk silinder kira kira diameter 1s/d 2 centimeter, ada bermacam macam. Lobangnya di pipi kan pasti gede banget. Uihhh.. serem!!


Criss Angel juga pernah ngelakuin, pada salah satu serial tv magicnya : Mindfreak pada episode Body Suspension. Bagian punggungnya ditusuk pake besi besi pengait dan dibawa terbang dengan helicopter dengan posisi menggantung. (kalo putus atau jebol gimana?)


Criss Angel dipenuhi pengait



Criss Angel menggantung di helicopter

------

Mr. Robin

Setelah alat sulap yang ternyata berupa manusia (Ki Petir), selesai perform, akhirnya Sang Maestropun unjuk kebolehan di panggung Magic Café ini.



Mr. Robin…The Living Legend, yang memang sejak Ki Petir perform telah berada di atas panggung, meminta sebuah tas kotak dari aluminium kepada Wahyu, muridnya.



Om Robin memulai aksinya. Dengan gaya bercerita ciri khasnya, Ia mengatakan punya teman magician di Jepang bernama Sako yang sedang show di sana. “Di Jepang jam berapa sekarang?” Mr. Robin bertanya ke penonton, tanpa menunggu jawaban, tangannya didekatkan ke tas aluminium yang telah dibuka. Slep.!! Tau tau sudah ada sebuah jam di tangannya. Jam berbentuk bulat seperti jam Carik jaman dulu, tapi agak lebih besar.



Jam sepuluh lewat sepuluh pagi di Tokyo.” Katanya. Memang jamnya menunjukan pukul 10 lebih 10 menit.

Om Robin meneruskan ceritanya. “Teman saya yang lain lagi di Philipine, bernama Tito yang juga sedang show di sana.” lanjutnya. “Jam berapa di sana?” katanya. Slep..!!! sudah ada lagi sebuah jam berbentuk sama dengan yang sebelumnya di tangannya. Sampai lima kali Mr. Robin memunculkan jam di tangannya disertai cerita tentang teman teman magiciannya di luar negeri, termasuk cerita tentang anaknya yang berada di Malaysia.


Lima buah jam sudah dimunculkan secara ajaib dari tangannya, dan Om Robinpun menutup tasnya, sambil bertanya kepada penonton, “Jam berapa sekarang di Jakarta?” Iapun membuka kembali tas yang sebelumnya ditutup. Lah..? Jam berbentuk bulat besar sudah ada di dalam tasnya, jam menunjukkan waktu Jakarta. Pukul tujuh lewat duapuluh malam. He he he ajaib…





Mr.Robin dengan sulap jamnya




Bersambung.....